Dalam kesempatan ini, saya akan membahas tentang konsep Boarding School yang diterapkan di SMA Lokon menurut opini saya.
Konsep Boarding School sendiri adalah model sekolah yang mengharuskan siswanya untuk tinggal di asrama. Menurut saya, ada beberapa hal positif dan negatif yang dapat kita petik dari konsep boarding school.
Pertama-tama, hal positif. Untuk sekolah yang menggunakan kurikulum K-13 dengan sistem SKS seperti di SMA Lokon, konsep Boarding School akan sangat membantu karena, dengan penerapan kurikulum yang kegiatannya hampir mirip dengan fullday school, maka siswa akan cepat merasa lelah dengan aktivitas disekolah. Jika siswa tidak tinggal di asrama, maka butuh tenaga dan waktu untuk mengikuti jadwal kegiatan yang padat disekolah. Belum lagi dengan padatnya kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan 3 kali dalam seminggu, maka akan membuat tenaga siswa terkuras. Di SMA Lokon juga menyiapkan remedial atau tambahan bagi siswa-siswanya yang kadang harus mengambil waktu di malam hari.
Dengan adanya asrama, maka siswa tidak perlu menguras tenaganya untuk kembali kerumah mereka saat sudah larut malam. Dan juga konsep boarding school akan memungkinkan siswa untuk bersosialisasi dengan teman-teman dari berbagai daerah di seluruh pelosok Indonesia,
Namun, dari hal-hal diatas saya rasa ada hal negatif dari penerapan konsep boarding school, yaitu yang pertama siswa menjadi mudah mengalami homesick. Homesick adalah perasaan dimana seseorang dalam keadaan kangen dengan suasana rumah saat ia sedang berada jauh dari rumah. Hal negatif lainnya juga siswa yang tinggal di asrama dapat berubah karakternya karena ikut-ikutan dengan siswa yang lain yang memiliki karakter kurang baik.
Demikian ulasan mengenai konsep boarding school. Bagaimana? Tertarik untuk menerapkannya?